Kesejahteraan masyarakat merupakan kewajiban yang harus dipenuhi Pemerintah Indonesia sebagaimana yang telah diamanatkan Undang-Undang Dasar 1945. Kemiskinan yang menggerogoti kehidupan masyarakat harus segera dientaskan. Akan tetapi kenyataannya, masih banyak masyarakat Indonesia yang hidup dalam garis kemiskinan. Keterbatasan akses terhadap pendidikan dan pasar kerja disinyalir menjadi beberapa faktor utama penyebab kemiskinan.
Kabupaten Sanggau adalah salah satu kabupaten yang berada di Kalimantan Barat. Kabupaten dengan julukan Bumi Daranante ini memiliki luas sekitar 12 ribu kilometer persegi. Sebanyak 492 ribu penduduk diproyeksikan tinggal di Sanggau pada tahun 2022 (data Proyeksi Penduduk BPS). Dengan wilayah yang cukup luas dan penduduk yang tidak terlalu padat, nyatanya kemiskinan masih menjadi salah satu permasalahan di Kabupaten Sanggau. Data BPS menunjukkan terdapat sebanyak 23,34 ribu penduduk yang masih hidup dalam bayang-bayang kemiskinan pada tahun 2023. Kondisi ini harus menjadi perhatian bagi Pemerintah Kabupaten Sanggau dalam memerhatikan kesejahteraan masyarakatnya.
Angka kemiskinan di Kabupaten Sanggau cukup rendah jika dibandingkan dengan angka kemiskinan Indonesia. Pada tahun 2023, persentase penduduk miskin di Indonesia sebesar 9,36 persen. Hampir dua kali lipat dibandingkan angka kemiskinan Kabupaten Sanggau pada tahun yang sama (4,79 persen). Namun, jika dilihat dalam 5 tahun terakhir, angka kemiskinan cukup berfluktuasi. Satu hal yang menarik, angka kemiskinan Sanggau malah menurun pada tahun 2020. Padahal tahun tersebut terjadi pandemi Covid-19. Faktor penyebabnya adalah rentang pelaksanaan survei yang dilakukan sebelum pandemi Covid-19 merebak di Indonesia.
Angka kemiskinan tahun 2023 di Kabupaten Sanggau mengalami peningkatan dibandingkan tahun sebelumnya. Secara jumlah, penduduk yang hidup dibawah garis kemiskinan juga mengalami peningkatan. Pada tahun 2023, ada 23,34 ribu penduduk miskin di Sanggau. Angka tersebut meningkat dari 21,74 ribu jiwa pada tahun 2022. Secara persentase, angka kemiskinan Kabupaten Sanggau juga meningkat sebesar 0,28 persen poin.
Kenaikan angka kemiskinan di Kabupaten Sanggau menjadi pekerjaan rumah tersendiri bagi Pemerintah Kabupaten Sanggau. Terlebih, Sanggau diketahui tetap mengalami pertumbuhan ekonomi yang positif pada masa pandemi lalu (tumbuh 0,71 persen pada tahun 2020). Kenaikan jumlah penduduk miskin dapat menjadi indikasi pertumbuhan ekonomi yang tidak dapat dinikmati oleh seluruh lapisan masyarakat. Bisa saja, pertumbuhan ekonomi Kabupaten Sanggau hanya dinikmati oleh masyarakat kalangan atas.
Masyarakat Sanggau mayoritas bekerja di sektor pertanian. Data Sakernas Agustus 2022 menunjukkan 62,7 persen penduduk Sanggau bekerja pada sektor agraris. Padahal, sektor pertanian, kehutanan, dan perikanan (Kategori A) hanya tumbuh 3,30 persen pada tahun 2023, menurun jika dibandingkan pertumbuhan sektor yang sama pada tahun 2021 dan 2022, masing-masing tumbuh 7 dan 8 persen. Selain itu tahun 2023, kategori industri pengolahan (Kategori C) malah mengalami kontraksi sebesar 1,89 persen.
Kemiskinan merupakan kondisi dimana masyarakat tak mampu memenuhi kebutuhan hidup sehari-harinya. Pertumbuhan ekonomi yang baik akan membuat masyarakat menikmati pertumbuhan ekonomi tersebut. Oleh karena itu, Pemerintah Kabupaten Sanggau harus memerhatikan sektor pertanian, kehutanan, dan perikanan. Sektor dimana mayoritas penduduk Sanggau menggantungkan hidupnya.
0 comments:
Posting Komentar