Selasa, 25 Juni 2024

Kesejahteraan masyarakat merupakan kewajiban yang harus dipenuhi Pemerintah Indonesia sebagaimana yang telah diamanatkan Undang-Undang Dasar 1945. Kemiskinan yang menggerogoti kehidupan masyarakat harus segera dientaskan. Akan tetapi kenyataannya, masih banyak masyarakat Indonesia yang hidup dalam garis kemiskinan. Keterbatasan akses terhadap pendidikan dan pasar kerja disinyalir menjadi beberapa faktor utama penyebab kemiskinan.

Kabupaten Sanggau adalah salah satu kabupaten yang berada di Kalimantan Barat. Kabupaten dengan julukan Bumi Daranante ini memiliki luas sekitar 12 ribu kilometer persegi. Sebanyak 492 ribu penduduk diproyeksikan tinggal di Sanggau pada tahun 2022 (data Proyeksi Penduduk BPS). Dengan wilayah yang cukup luas dan penduduk yang tidak terlalu padat, nyatanya kemiskinan masih menjadi salah satu permasalahan di Kabupaten Sanggau. Data BPS menunjukkan terdapat sebanyak 23,34 ribu penduduk yang masih hidup dalam bayang-bayang kemiskinan pada tahun 2023. Kondisi ini harus menjadi perhatian bagi Pemerintah Kabupaten Sanggau dalam memerhatikan kesejahteraan masyarakatnya.
 
Grafik Persentase Penduduk Miskin Kabupaten Sanggau Tahun 2018-2023
Sumber: BPS

Angka kemiskinan di Kabupaten Sanggau cukup rendah jika dibandingkan dengan angka kemiskinan Indonesia. Pada tahun 2023, persentase penduduk miskin di Indonesia sebesar 9,36 persen. Hampir dua kali lipat dibandingkan angka kemiskinan Kabupaten Sanggau pada tahun yang sama (4,79 persen). Namun, jika dilihat dalam 5 tahun terakhir, angka kemiskinan cukup berfluktuasi. Satu hal yang menarik, angka kemiskinan Sanggau malah menurun pada tahun 2020. Padahal tahun tersebut terjadi pandemi Covid-19. Faktor penyebabnya adalah rentang pelaksanaan survei yang dilakukan sebelum pandemi Covid-19 merebak di Indonesia.

Angka kemiskinan tahun 2023 di Kabupaten Sanggau mengalami peningkatan dibandingkan tahun sebelumnya. Secara jumlah, penduduk yang hidup dibawah garis kemiskinan juga mengalami peningkatan. Pada tahun 2023, ada 23,34 ribu penduduk miskin di Sanggau. Angka tersebut meningkat dari 21,74 ribu jiwa pada tahun 2022. Secara persentase, angka kemiskinan Kabupaten Sanggau juga meningkat sebesar 0,28 persen poin.

Kenaikan angka kemiskinan di Kabupaten Sanggau menjadi pekerjaan rumah tersendiri bagi Pemerintah Kabupaten Sanggau. Terlebih, Sanggau diketahui tetap mengalami pertumbuhan ekonomi yang positif pada masa pandemi lalu (tumbuh 0,71 persen pada tahun 2020). Kenaikan jumlah penduduk miskin dapat menjadi indikasi pertumbuhan ekonomi yang tidak dapat dinikmati oleh seluruh lapisan masyarakat. Bisa saja, pertumbuhan ekonomi Kabupaten Sanggau hanya dinikmati oleh masyarakat kalangan atas. 

Masyarakat Sanggau mayoritas bekerja di sektor pertanian. Data Sakernas Agustus 2022 menunjukkan 62,7 persen penduduk Sanggau bekerja pada sektor agraris. Padahal, sektor pertanian, kehutanan, dan perikanan (Kategori A) hanya tumbuh 3,30 persen pada tahun 2023, menurun jika dibandingkan pertumbuhan sektor yang sama pada tahun 2021 dan 2022, masing-masing tumbuh 7 dan 8 persen. Selain itu tahun 2023, kategori industri pengolahan (Kategori C) malah mengalami kontraksi sebesar 1,89 persen. 

Kemiskinan merupakan kondisi dimana masyarakat tak mampu memenuhi kebutuhan hidup sehari-harinya. Pertumbuhan ekonomi yang baik akan membuat masyarakat menikmati pertumbuhan ekonomi tersebut. Oleh karena itu, Pemerintah Kabupaten Sanggau harus memerhatikan sektor pertanian, kehutanan, dan perikanan. Sektor dimana mayoritas penduduk Sanggau menggantungkan hidupnya. 


Senin, 24 Juni 2024

"Data is the new oil", begitulah kata Presiden Jokowi pada saat memberikan arahan dalam pencanangan Sensus Penduduk 2020. Namun, data tak akan berguna jika kita tak dapat menyajikan data tersebut dan menyampaikan informasi yang dimiliki oleh data tersebut. Selain itu, penting bagi kita untuk mengetahui alasan dibalik sebuah data.

Dalam menyajikan data, penting bagi kita membuat data tersebut menjadi menarik dan sarat akan informasi. Oleh karena itu, salah satu pilihan terbaik dalam menyajikan data adalah menggunakan grafik. Karena manusia cenderung lebih tertarik dengan gambar dan visual dibandingkan dengan tulisan.

Terdapat banyak cara untuk memvisualisasikan data. Banyak jenis-jenis grafik yang bisa digunakan, akan tetapi penting bagi kita untuk memilih jenis grafik yang sesuai dengan data yang kita miliki. Ini bertujuan agar maksud dan informasi yang ingin kita sampaikan dapat diterima oleh orang lain dengan baik. 

Grafik Batang/Diagram Batang

Diagram batang cukup umum kita temui dalam kehidupan sehari-hari. Diagram ini digunakan ketika kita ingin membandingkan kondisi dari beberapa sub kelompok. Contoh: membandingkan jumlah penduduk di daerah perdesaan dan perkotaan. Selain itu, diagram batang juga dapat kita gunakan untuk membandingkan kondisi suatu kelompok antar waktu, namun perubahan antar waktunya harus cukup signifikan, agar informasinya dapat tersampaikan.

Contoh Grafik Batang menyamping


Grafik Garis/Diagram Garis

Diagram garis biasanya dapat digunakan untuk melihat perubahan suatu kondisi dalam suatu periode waktu. Untuk menggunakan diagram garis, sebaiknya data yang kita miliki tersedia dalam rentang waktu yang cukup panjang. Contoh data yang dapat menggunakan grafik garis adalah penjualan produk suatu perusahaan dalam 10 tahun terakhir. Selain itu, kita juga dapat menggunakan grafik garis untuk membandingkan dua data dalam rentang waktu yang sama. Contohnya perbandingan penjualan produk perusahaan A dengan perusahaan B dalam 10 tahun terakhir.

Contoh grafik garis

Grafik garis diatas memberikan informasi perbandingan penjualan perusahaan A setiap bulannya pada tahun 2017 dan tahun 2018.

Diagram Lingkaran

Diagram lingkaran biasa digunakan untuk membandingkan seluruh sub kelompok terhadap kelompoknya secara keseluruhan. Contoh: melihat perbandingan persentase penduduk pria dan wanita di suatu wilayah. Diagram lingkaran biasanya hanya menyajikan data pada suatu waktu, tidak dapat digunakan untuk data antar waktu (time-series). 

Contoh Grafik Lingkaran

Grafik lingkaran diatas menunjukkan persentase siswa dengan hobi masing-masing. Sebagai contoh, jika jumlah siswa di sekolah tersebut berjumlah 100 siswa, maka jumlah siswa yang memiliki hobi basket berjumlah 25 siswa atau 25 persen dari total jumlah siswa. Seluruh lingkaran harus berjumlah 100 persen, atau 100 siswa (yang dianggap sebagai satu kelompok, sedangkan siswa dengan hobi basket adalah sub kelompoknya). 



Persistensi merupakan kapasitas untuk tetap teguh dan semangat untuk mencapai tujuan tertentu apapun rintangan yang dihadapi. Sedangkan konsistensi adalah ketetapan dan kemantapan dalam bertindak, atau ketaatasasan. Dua hal yang dibutuhkan untuk mencapai sebuah tujuan dan mewujudkan sebuah mimpi.

Seluruh hidup ini merupakan sebuah proses yang harus dijalani saja. Seperti kata pepatah, hidup bagaikan mengendarai sepeda, dimana kita perlu tetap bergerak agar kita tidak terjatuh dari sepeda. Tak jarang banyak lubang dan rintangan yang menghalangi jalan, namun yang pasti seluruhnya akan berlalu.

Blog ini adalah cerminan inkonsistensi yang melekat pada diri manusia. Sudah dibuat sejak tahun 2017, namun tulisan yang ada pada blog ini tak lebih dari 100. Padahal, jika saja tulisan ditambahkan sebanyak 1 postingan saja setiap 2 minggu, maka sudah ada lebih dari 100 tulisan. 

Begitulah memang hidup. Inkonsistensi dan konsistensi merupakan pilihan yang disediakan oleh keadaan. Kita manusia yang menciptakan situasi tersebut. Kita hanya harus disiplin untuk memilih jalan yang menuntun kita kepada kesuksesan.