Minggu, 09 Februari 2020

Kemiskinan masih menjadi perhatian bagi pemerintah. Meskipun angka kemiskinan secara nasional telah dibawah 10 persen, namun penanganan kemiskinan masih terus dilakukan oleh pemerintah. Beberapa program bantuan sosial terus dilakukan, seperti beras sejahtera, bantuan sembako, dan bantuan premi BPJS. Selain pemerintah pusat, pemerintah daerah juga melakukan program-program untuk mengatasi kemiskinan di wilayahnya masing-masing. 

Sebagai salah satu indikator keberhasilan terhadap penanganan kemiskinan, pemerintah menggunakan data kemiskinan yang dihitung oleh BPS. Data kemiskinan dihitung BPS melalui Survei Sosial Ekonomi Nasional (SUSENAS). Lalu, sebenarnya, provinsi mana yang memiliki persentase penduduk miskin yang paling besar? Berikut data yang didapatkan dari website Badan Pusat Statistik.

Provinsi Persentase Penduduk Miskin 
PAPUA 26,55
PAPUA BARAT 21,51
NUSA TENGGARA TIMUR 20,62
MALUKU 17,65
GORONTALO 15,31
Sumber : SUSENAS September 2019

Tabel tersebut menunjukkan bahwa 5 Provinsi dengan persentase penduduk miskin terbanyak semuanya berada di wilaya Indonesia bagian timur. Data tersebut juga semakin memperjelas bahwa memang terjadi ketimpangan antara wilayah Indonesia bagian timur dengan wilayah Indonesia bagian barat.

Secara tidak mengejutkan, Papua dan Papua Barat masih memiliki persentase penduduk miskin terbanyak. Menurut data dari BPS, 1 dari 4 orang di Papua merupakan penduduk miskin. Sedangkan, 1 dari 5 orang di Papua Barat dan NTT hidup dibawah garis kemiskinan. Faktor infrastruktur yang sangat terbelakang membuat wilayah bagian timur Indonesia, khususnya Papua, semakin sulit mengatasi kemiskinan. Dibutuhkan kerjasama dan sinergi yang baik antara pemerintah pusat dan pemerintah daerah.

Untuk wilayah barat Indonesia, Provinsi Aceh menjadi pemimpin klasemen untuk urusan persentase penduduk miskin (secara keseluruhan, Provinsi Aceh peringkat 6). Persentase penduduk miskin di Aceh mencapai angka 15,01 persen. Angka tersebut menurun jika dibandingkan pada periode Maret 2019 (15,32 persen). Lalu, apakah memang Aceh harus melakukan ekspor ganja untuk keluar dari jurang kemiskinan?